HIJAU. TENANG. DAMAI @ Ke arah persekitaran yang lebih hijau

Selasa, 17 Ogos 2010

PERGI YANG TIDAK KEMBALI LAGI

“Maha Berkat (serta Maha Tinggilah kelebihan) Tuhan yang menguasai pemerintahan (dunia dan akhirat) dan memanglah Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu; (1) Dialah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: Siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya; dan Dia Maha Kuasa (membalas amal kamu), lagi Maha Pengampun, (bagi orang-orang yang bertaubat)” (Maksud Quraan : Surah Al-Mulk 1-2).
Kebiasaannya kita terlupa untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan yang sentiasa sibuk ini kita biasanya disibukan dengan pekara-pekara yang melalaikan terlupa untuk memikirkan tentang kematian yang pasti datang menghampiri kita. Bila dan harinya kita tidak tahu. Yang pasti kematian itu akan datang jua.

Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak suka mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini.

Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa esok masih ada untuknya. Setiap hari, kita menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari dimana orang lain menyaksikan kematian diri kita. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!.

Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini, kita dapat mengedipkan mata kita, menggerakkan badan kita dan berbicara.

Semua ini merupakan fungsi tubuh kita. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh kita setelah kita mati nanti. Dimulai saat kita menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, kita tidak ada apa-apanya lagi selain tubuh yang kaku . Tubuh kita yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke bilik untuk dimandikan buat kali yang terakhir.

Dengan dibungkus kain kafan, jenazah kita akan di bawa ke kuburan dalam keranda. Sesudah jenazah kita dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi kita. Di sinilah kesudahan perjalanan hidup kita. Mulai saat ini, kita hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan. Selamat tinggal yang kita sayangi, cinta Allah cinta abadi.

Sekadar hiasan: Gambar atas dan bawah, perkuburan di Alor Malai, bersebelahan Masjid Al-Bukhary, Alor Setar. (Agfa photo: DC1033s)

Get this widget Track details @ Sekadar senikata

Tiada ulasan:

Catat Ulasan